Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Keutamaan Nuzulul Quran dan Mujahadah Wahidiyah Menghidupkan Malam Lailatul Qadar

Sabtu, 15 Maret 2025 | Maret 15, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-15T22:40:57Z

 Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh .

الحمد لله الذي اتانا بشهر رمضان بفضل ربنا فيه ليلة القدر قد نزلت طوبا لمن طلبها كما ثبت يا ايها الغوث سلام الله عليك ربنى باذن الله وانظر الي سيدي بنظرة موصلة للحضرة العلية اما بعد

Diantara peristiwa teragung dan istimewa yang berlangsung di bulan Ramadan adalah peristiwa diturunkannya Al-Quran kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebagai Wahyu utama. peristiwa ini bahkan tegas diungkapkan oleh Alquran mengiringi paket rangkaian ayat-ayat puasa bila kita baca pakai rangkaian ayat puasa ini kita temukan dari ayat 183 184 185 186 dan 187 surah al-baqarah surah ke-2 dalam urutan mushaf Alquran maka penegasan ini kita temukan di ayat pertengahannya yaitu ayat 185 Allah subhanahu wa ta'ala tegas menyampaikan Firman-Nya dalam Surat Al-Baqarah ayat 185 berbunyi:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ ... - ١٨

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak danyangbatil)."

Keutamaan Nuzulul Quran dan Mujahadah Wahidiyah Menghidupkan Malam Lailatul Qadar

diturunkan bukan sekedar menjadi kita bacaan untuk sekedar kita tilawahi kita baca kemudian kita lantunkan dalam keseharian tujuan utama Alquran diturunkan kata Allah Hudan linnas adalah sebagai pedoman berkehidupan untuk seluruh manusia tanpa kecuali bahwa Baginda dan penjelas dari pedoman itu dijelaskan bagaimana kita terlahir untuk apa kita berkehidupan bagaimana perkembangan dan tumbuh kita dari kecil sampai dengan dewasa bagaimana kita memilih beraktivitas di dunia yang kita jalani ini bagaimana kita menata kehidupan yang baik apa yang harus dikerjakan apa yang mesti ditinggalkan bagaimana kita menjalani hidup sampai ke ujung wafat kita meninggalkan dunia peristiwa apa yang terjadi dalam konteks kita meninggalkan dunia ini saat sakaratul maut apa yang terjadi di alam kubur bagaimana keadaan manusia saat dibangkitkan seperti apa peristiwa dalam kebangkitan itu bagaimana dan kapan serta di mana manusia dikumpulkan setelah kebangkitan hingga pada puncaknya adalah penghisaban dan penentuan apakah mendapatkan ridho dan rahmat Allah dengan surga itu ataukah bertempat di tempat hukuman yang kita kenal dengan neraka.

 Itulah al-qur'an ini saat kita diperkenalkan oleh Allah dengan Alquran mukjizat Agung yang melekat pada rasul dan nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dalam saat yang bersamaan kita diajari tentang cara berkehidupan al-qur'an bukan sekedar mukjizat Alquran adalah manhaj Alquran adalah pedoman yang mengeluarkan kita dari segala macam kerumitan dan kesulitan hidup menjadi cahaya yang mengiringi kita pada kemudahan dan kenyamanan dalam berkehidupan itulah sebabnya Allah memberikan satu contoh yang

Semua ragam keburukan nyari sempurna dilakukan pada komunitas dimaksud sehingga disebutlah masyarakat ini dengan nama jahiliyah. perampokan perzinaan mabuk pembunuhan tipu menipu pembegalan konflik terjadi di lingkungan masyarakat ini lantas apa yang terjadi Allah tidak mengembalikan tongkatnya Musa alaihissalam kepada nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam atau menitipkan mukjizatnya nabi Isa alaihissalam pada nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam namun Allah subhanahu wa ta'ala mengirimkan satu pedoman tata cara berkehidupan yang elegan yang ideal sehingga mampu merubah tatanan masyarakat yang berada di titik nadir keburukan itu berubah menjadi contoh teladan pada masyarakat terbaik yang pernah hidup di muka bumi diturunkan Alquran. menjadikan hati yang keras dan kasar menjadi lembut dan begitu baik, pencuri berubah menjadi orang yang sangat dihormati, orang yang rakus berubah menjadi orang yang begitu dermawan, orang-orang pecundang berubah menjadi pemenang. 

Orang-orang pemukul berubah menjadi perangkul, semua jenis kebaikan yang dibawa oleh Alquran berhasil merubah masyarakat itu dari sekedar jahiliyah menjadi istimewa terbaik yang pernah terlahir dan berkehidupan di bumi demikian Konsep Allah pada transformasi perubahan masyarakat jahiliyah yang terjadi pada masa itu,Allah subhanahu wa ta'ala berinteraksi dan mengamalkan kandungannya tapi menegaskan ia bisa menjadi syafaat untuk sahabat-sahabatnya untuk yang gemar mencintai dan mengamalkan isinya 6.236 ayat kurang lebih kosakata keseluruhannya bukan sekedar kalimat-kalimat yang dibacakan, membaca mengantarkan kita pada kedamaian ketentraman membaca sesungguhnya adalah gerbang untuk mendalami makna. Kita membaca koran untuk tahu isinya, kita baca Alquran untuk mendalami maknanya dan seluruh makna Alquran dari Al Fatihah sampai dengan an-nas adalah kurikulum kehidupan. sekali lagi tidak hanya berlaku di era nabi tapi era setelahnya sampai kita kembali kepada Allah.

 Itulah sebabnya kemajuan Islam itu dicapai ketika umatnya mampu mendekat memahami dan mau mengamalkan isi alquran. silahkan kita bisa cek bagaimana Islam bisa berkembang sampai dengan ke Afrika sampai dengan ke Eropa di Andalusia bahkan sampai dengan ke nusantara datang tanpa ada peperangan dengan penuh kedamaian dan memberikan satu perubahan pada kehidupan masyarakat di tatanan Nusantara, semua berkeadilan sosial yang tadinya didapati ada kasta-kasta tingkatan-tingkatan dalam berkehidupan masyarakat Sungkan untuk bergaul satu dengan yang lainnya karena ada sekat dan batas-batas, Islam datang memberikan sifat keadilan sosial untuk semua Insan datang mengajarkan cara berketuhanan yang maha Esa yang benar Islam, datang ke manusia  sehingga konsepnya datang dengan keadilan dan Islam datang menyatukan sehingga persatuan yang dirasakan begitu baik Islam datang dengan sangat suasana kerakyatan yang begitu baik yang dipimpin oleh hikmat yang melahirkan kebijaksanaan yang bermusyawarah dalam setiap persoalan dan mewakilkan persoalan kepada pakarnya sehingga terjadi keadilan sosial bagi seluruh masyarakat yang dapat menikmatinya itulah fungsi Alquran.

khususnya saat kita masuk ke tanggal 17 sebagian ulama memberikan penjelasan bahwa ini di antara momentum awal diturunkannya al-qur'an dari Allah dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia baru ditebarkan kepada perjalanan masyarakat Islam di daerah nabi shallallahu alaihi wasallam , melalui nabi agung yang sangat mulia itu turunnya Alquran dari Allah langit dunia yang diterapkan dan diketahui oleh semua bagian penduduk langit itulah yang disebut dengan nuzul Alquran, ya

sedangkan turunnya kepada nabi shallallahu alaihi wasallam sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kebutuhan masyarakat pada saat itu sehingga menjadi kurikulum bagi kita sampai dengan saat ini diberikan oleh Allah dalam generasi waktu yang sesuai dengan perjalanan dakwah nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, begitu teman-teman semua sekarang saatnya kita mengeluarkan kembali kurikulum itu yang menjadi pelajar keluarkan ayat-ayat yang membimbing kita bagaimana cara belajar yang baik,Bagaimana menjadi pemimpin yang adil yang baik ayat-ayat tentang kehakiman bagaimana menjadi hakim yang jujur yang mulia sehingga dipanggil dengan kalimat yang mulia ayat-ayat tentang keamanan saat bertugas di TNI dan polri ayat-ayat tentang parlemen bagaimana menjadi utusan yang baik bagaimana menjaga amanah masyarakat bagaimana seorang anggota dewan akan dihisab ayat-ayat tentang bisnis bagaimana berbisnis yang benar yang tidak merugikan tidak memonopoli mensejahterakan membangun kemakmuran untuk sesame, ayat-ayat tentang kerakyatan bagaimana menjadi rakyat yang baik bagaimana  menjadi rakyat akur yang bersatu terjauh dari perpecahan ayat-ayat yang membimbing para ustadz para agamawan untuk menjadi pencerah menghindari diri menjual ayat demio kebutuhan,saatnya untuk berinteraksi dengan serius dan mengamalkan isinya setidaknya kita bisa amalkan di tempat yang kita cintai ini di negara yang kita punya negara kesatuan Republik Indonesia.

Bagaimana kita bisa mengambil tauladan dalam Al-qur’an?. Jawabannya adalah dengan mengambil tauladan dari beliau Rosuulillaahi SAW, karena sesungguhnya Akhlaq beliau itu adalah Alquran.

Rosululloh SAW adalah satu-satunya pemimpin bangsa/ummat yang dibilang paling sukses dalam pelaksanaan tugas mulianya yaitu membangun jiwa dan moral ummat manusia. Modal utama Beliau dari segi lahiriyah adalah “Keteladanan” yang tampak di segala bidang, baik lahiriyah maupun batiniyahnya; 

Kita berkeyakinan bahwa fungsi Rasululloh e diutus tidak hanya sebatas sebagai pembawa dan penyalur amanat Risalah saja. Melainkan Beliau e diamanati berbagai macam tugas yang berat namun mulia ‘indalloh I Kalau dicermati mayoritas tugas dan fungsi Beliau tidak untuk pribadi dan keluar-ganya, melainkan untuk mengentaskan ummatnya dari jurang kenistaan kepada keselamatan dan kebahagiaan. Sehingga apapun yang diperoleh dan dilakukan oleh Beliau sebagai keteladanan yang patut bahkan harus diteladani dan diikuti oleh seluruh ummatnya. Di sini akan disinggung sebagian dari keteladanan Beliau  Rosulillah SAW. antara lain :

 

1.   Sebagai Pembawa Rahmat Bagi Seluruh Ummat;

  Firman Alloh SWT :

وَمَآ أَرْسَلْـنَاكَ إِلاَّرَحْمَةً لِّلْعَالَمِـيْنَ    

  

“Dan tiada AKU mengutus Engkau Muhammad, melainkan sebagai  rahmat bagi seluruh alam”  (21-Al-Anbiya:107)

Sehubungan dengan fungsi Beliau  sebagai pembawa rahmat bagi seluruh ummat, maka da’wah, perhatian dan kepedulian Beliaupun dituju-kan kepada seluruh ummat (‘alamiin). Tanpa pandang bulu;

2. Sebagai pengentas ummat dari kegelapan syirik menuju cahaya kesadaran kepada Alloh SWT.

Firman Alloh SWT :

الر , كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُـخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىصِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ  (إبراهيم)

Alif Lam Roo. (Ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari kagelapan (kufur/syirik) ke arah cahaya terang benderang (islam/iman) dengan idzin Tuhan mereka (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (Q.S. 14 Ibrahim : 1)

Karena pengentasan ummat dari lembah kemusy-rikan adalah termasuk hal yang sangat prinsip maka yang Belaiu usahakan/perjuangkan pertama kali adalah menanamkan  ketauhidan kepada Alloh SWT Yang Maha Esa (Kesadaran BILLAH) sebelum memberikan aturan syari’at islamiyah;

3.   Sebagai Pembawa tatanan hidup yang benar dan diridloi oleh Alloh I (syari’at Islamiyah) yang harus ditaati oleh ummatnya; Firman Alloh :

وَمَآ آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا........ *

“Dan apa yang diberikan Rosul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; ….” (Q.S. 59 Al-Hasyr : 7)

4.   Sebagai Panutan / teladan bagi ummatnya dalam segala bidang kebaikan; baik yang berhubungan dengan Allah SWT  (حَبْلٌ مِنَ الله)  maupun yang berhu-bungan dengan sesama manusia (حَبْلٌ مِنَ النَّاس)bah-kan dengan sesama makhluk;  Firman Alloh SWT :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيراً 8

Sesungguhnya terdapat pada diri Rosululloh suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kebahagiaan) di hari akhir dan dia banyak berdzikir kepada Alloh  (Q.S. 33 Al-Ahzab : 21)

5.   Sebagai penuntun / pembimbing akhlaqul-kari-mah (prilaku yang terpuji) bagi ummat; Firman Alloh SWT:

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ #

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pakerti yang agung “ (Q.S. 68 Al-Qolam : 4)

قال : بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ (رواه الطَّبرانيّ عن جابر وأَحمد عن معاذ بن جبل).

Sabda Nabi : “Aku diutus untuk menyempurnakan budi pakerti yang mulia” (H.R. Thabrani dari Jabir, dan Ahmad dari Mu’adz bin Jabal)

Sebagai pembimbing akhlaqul karimah Beliau e sangat / lebih mempedulikan urusan ummatnya baik dengan usaha lahiriyah maupun do’a-do’anya;

6.   Sebagai Perantara/jembatan bagi ummatnya untuk menuju kesadaran kepada Alloh I dan keselamatan/kebahagian bagi mereka baik di dunia lebih-lebih di akhirat kelak. Oleh karena itu ummatnya diwajibkan mentaati aturan Beliau e dalam pelaksanaan taatnya  kepada Alloh SWT; mendekatkan diri dan mencintai Beliau Rosulillah Sholallohu 'Alaihi Wasallam dengan semurni-murninya; Perhatikan sabda Beliau SAW. :

لاَيـُؤْمِنُ أَحَـدُكُـمْ حَتـَّى أَكُـوْنَ أَحَـبَّ إِلَـيْـهِ مِـنْ نَفْـسِهِ وَمَالِهِ وَالنـَّاسِ أَجْمَـعِـيْنَ . (رواه البخاري ومسلم وأحمد والتر مذي وابن ماجه عن انس t)

     “Tidaklah sempurna iman salah satu dari kamu sekalian sehingga Aku lebih dicintai dari pada diri-nya sendiri, hartanya dan manusia semuanya”. (H. Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad,  Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Anas).

7. Pemberi syafa’at dan jasa yang teristimewa bagi ummatnya baik di dunia maupun di hari kiamat kelak, bahkan bagi seluruh ummat manusia; yang dinamakan “Syafa’atul ‘Udhmaa”.

 

SHOLAWAT WAHIDIYAH DENGAN KETELADANAN ROSULULLOH SAW

1.   Sehubungan dengan keteladanan Rasululloh SAW yang berfungsi sebagai “RAHMATAN LIL’ALAMIIN” Hadlrotul Mukarram Asy-Syekh KH Abdoel Madjid Ma’roef menyusun suatu do’a sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang disebut dengan Sholawat Wahidiyah yang disiarkan secara luas TANPA PANDANG BULU;

2. Di dalam Sholawat Wahidiyah terdapat suatu do’a untuk diberi Kaimanan/Ketauhidan kepada Alloh yang membaja dan disertai bimbingan kesadaran BILLAH, untuk merealisir keteladanan Rosululloh SAW  sebagai Pengentas ummat dari kegelapan syirik.  Do’a yang dimaksud adalah berbunyi :

نَسْـأَلُكَ اللّـهُـمَّ بـِحَـقّـِهِ أَنْ تُـغْـرِِقـَـنَا فِى لـُجَّــةِ بَـحْر الْوَحْــدَة ْ, حَتـَّى لا نـَرَى وَلانَـسْمَعَ ولا نَجـِدَ وَلاَ نُحِسَّ وَلا نـَـتَحَـرَّكَ وَلا نـَسْـكـُـنَ إِلاَّ بـِهَا

Kami bermohon  kepada-MU  yaa Alloh, dengan Hak kemuliaan Beliau, tenggelamkan kami di dalam pusat-dasar-samodra Ke-Esaan-MU, sede-mikian rupa sehingga tiada kami melihat dan mendengar, tiada kami menemukan dan merasa, tiada kami bergerak atau pun berdiam, melainkan senantiasa merasa didalam Samudra Tauhid-MU (sadar Billah);

Disamping itu supaya senantiasa berlatih mene-rapkan Ajaran BILLAH (Lihat pengertiannya di atas).

3.   Agar amal perbuatan seseorang terarah kepada jalan yang sesuai dengan tuntunan hidup yang dibawa oleh Rosululloh e dan memperoleh ridlo Alloh SWT maka sangat diperlukan adanya bimbingan penerapan LILLAH (ikhlas semata-mata karena Alloh), LIRROSUL (berusaha dan merasa mengikuti tuntunan Rosulloh e), BIR-ROSUL (berkeyakinan dan merasa memperoleh jasa Beliau SAW), dan seterusnya. (Lihat Ajaran Wahidiyah di atas).

4.   Untuk mengikuti perhatian dan kepadulian Beliau  e terhadap ummat, bangsa, dan makhluk ciptaan Alloh pada umumnya, maka dalam Sholawat Wahi-diyah disediakan do’a-doa untuk hal-hal tersebut; antara lain:

a.   Memohonkan pertolongan bagi  ummat manusia


  #

ضَلَّتْ وَضَلَّتْ حِيْلَـتِى فِىبَلْدَتِى

خُذ ْ بـِيَدِىْ يَا سَـيّـِدِىْ وَاْلأُ مَّـةِ

 

 “Jalanku buntu, usahaku tak menentu buat kesejahteraan negeriku. Cepat, cepat, raihlah tanganku yaa Sayyidii, tolonglah diriku dan seluruh ummat  ini !”

b. Memohonkan kesadaran kepada Alloh SWT bagi  seluruh ummat manusia, memohon dan memohonkan ampunan, dipermudah segala urusan kebaikannya, dibuka hatinya, diberi petunjuk, dan agar diberi kedamaian / keru-kunan dengan sesamanya. Inilah do’anya :

 

#

وَاْلآلِِ وَاجْـعَلِ اْلأَنَـامَ مُسْـرعِـيْن

بـِالْـوَاحِــدِيـَّةِ لِرَبّ الْـعَالَمِـيْن

 

 

#

يـَا رَبَّنَا اغْفِرْ يَسّـِرِافْتـَحْ وَاهْدِنــَا

قَرّبْ وَأَلّـِـفْ بـَيْـنَـنَـا يـَارَبَّــنَا

 

+ dan atas Keluarga Beliau; Dan jadikan-lah ummat manusia cepat-cepat lari kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Tuhan Semesta Alam.

+ Yaa tuhan kami, ampunilah segala dosa-dosa kami, permudahlah segala urusan kami, bukakanlah hati dan jalan kami, dan tunjukilah kami, pereratlah persaudaraan dan persa-tuan di antara kami, yaa Tuhan kami !”

c. Memohonkan barokah (tambah kebaikan) terhadap negara ini khususnya dan selu-ruh makhluk ciptaan Alloh pada umumnya dengan do’a yang berbunyi :

اللّـهُمَّ بَارِك ْْ فيْـمَا خَـلَــقْـتَ وَهـــذِهِ الْـبَـلْـدَة ْْ يـَآ أللهْ ْ, وَِفِى هـذِهِ الْـمُجَـاهَـدَة ْيـَآ ألله

 

Yaa Alloh, limpahkanlah berkah di dalam segala makhluq yang Engkau ciptakan dan di dalam negeri ini yaa Alloh, dan di dalam mujahadah ini, yaa Alloh!”

d. Memohon agar panggilan kita disampaikan kepada seluruh ummat manusia; Yaitu panggilan  :

فـَـفِــرُّوآ إِلـَى الله

“FAFIRRUU ILALLOH!”

= Larilah kembali kepada Alloh !

5.   Di dalam Sholawat Wahidiyah ada do’a dan bacaan untuk memohon agar kita memperoleh syafa’at dan diberi rasa cinta yang semurni-murninya kepada Rasululloh SAW;

 

#

يَاشَافِعَ الْخَلْقِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمْ

عَلَيْكَ نُوْرَ الْخَـلْقِ هَــادِيَ اْلأَنـَام

 

 

#

وََأَصْـلَهُ وَرُوْحَــه ُ أَدْرِكـْـــنــِى

فَـقـََــدْ ظَـلَـمْـتُ أَبـَدًا وَّرَ بـّـنـِىْ

 

 

#

وَلـَيـْسَ لِى يَا سَـيّـِدِىْ سِـوَاكـَا

فَإ ِنْ تـَرُدَّ كُــنْـتُ شَـخـْصًا هَـالِكَا

 

 

يَا سَـيّـِدِيْ   يَا رَسُـوْلَ الله ْ

 

 

+ “Duhai Baginda Nabi Pemberi  syafa’at makhluq;  ke pangkuanmu shalawat dan salamku sanjungkan,  Duhai Nur-cahaya makhluq, Pem-bimbing manusia.

+  Duhai Unsur dan Jiwa makhluq; Bimbing, bimbing,  dan didiklah diriku. Sungguh, aku manusia yang dholim selalu;

+ Tiada arti diriku tanpa Engkau duhai Sayyidii, Jika Engkau hindari aku (akibat  keterlaluan berlarut-larutku), pastilah, pastilah, pasti ‘ku ‘kan hancur binasa .

Duhai Pemimpin kami, Duhai Utusan Alloh !

Catatan :

1. Seseorang yang banyak menyebut dan mengingat kepada Rosululloh SAW misalnya dengan memper-banyak bacaan  “YAA SAYYIDII YAA ROSUU-LALLOOH”  kapanpun dan di manapun maka dia akan diberi banyak ingat hatinya kepada Beliau SAW; dan dengan semakin banyak ingatnya kepada Beliau SAW maka akan tertanamlah rasa mahabbah (cinta) kepada Beliau SAW yang kuat; Sedangkan kekuatan rasa cinta kepada Beliau SAW sehingga bisa melebihi cintanya kepada orang lain (selain Alloh I) maka baru sempurnalah imannya kepada Alloh SWT sebagaimana hadits di atas !

2. Begitu pentingnya hubungan batin kita dengan Rosululloh e yang akan membuah-kan rasa mahabbah (cinta) yang kuat maka diharap/ dianjurkan kepada siapa saja tanpa pandang bulu untuk memperbanyak bacaan:

“YAA SAYYIDII  YAA ROSUULALLOOH”

dengan lesan ataupun dalam hati dengan disertai rasa istihdlor (merasa seakan-akan seperti di hadapan Beliau e) dengan adab lahir batin yang sebaik-baiknya serta merasa penuh dosa dan sangat membutuhkan syafa-’atnya. 

1.   Seluruh Pengamal Wahidiyah tanpa membe-dakan tingkatan dan kedudukan setiap hari-nya secara rutin dengan kesadaran  hati mengamalkan do’a-do’a yang tercantum dalam Sholawat Wahidiyah tersebut; Baik sendiri-sendiri ataupun berjamaah; Amalan uini disebut Mujahadah Yaumiyah;

    Pada setiap seminggu sekali seluruh penga-mal di setiap desa/kampung melaksanakan muja-hadah bersama yang disebut Mujahadah Usbu-’iyah (Mingguan);

Pada setiap sebulan sekali seluruh pengamal di setiap kecamatan melaksanakan mujaha-dah bersama yang disebut Mujahadah Syahriyah (bulanan);

Pada setiap tiga bulan sekali (triwulan) seluruh pengamal di setiap Kabupaten / Kota melaksa-nakan mujahadah bersama yang disebut Mujahadah Rubu’us sanah (seperempat tahun);

Pada setiap setengah tahun sekali seluruh pengamal di setiap Wilayah/Propinsi melaksa-nakan mujahadah bersama yang disebut Muja-hadah Nisfus sanah (setengah tahunan);

Dan dua kali pada setiap tahunnya diadakan Mujahadah Kubro yang diikuti oleh seluruh pengamal Wahidiyah se dunia.

2.   Pelaksanaan mujahadah-mujahadah tersebut dimaksudkan untuk memohon dan memo-honkan sesuatu yang tercantum dalam doa-doa di atas bagi diri sendiri, keluarga, bangsa, negara-nya, bahkan bagi ummat masyarakat dan seluruh makhluk ciptaan Alloh I . Mujahadah-mujahadah tersebut dilakukan dengan penuh keikhlasan, sekalipun tidak diperlihatkan di muka umum/dipublikasikan, atau sekalipun tidak / kirang mendapat dukungan dari pihak-pihak lain (pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat/agama, atau masya-rakat pada umumnya).

Maka pada kesempatan momen Peringatan malam Nuzulul Qur’an pada tahun ini kami Dewan Pimpinan Cabang Penyiar Sholawat Wahidiyah Jombang Kabupaten Demak mengajak seluruh pengamal dan masyarakat pada umumnya , untuk berusaha mendekatkan hubungan kita kepada beliau Rosuulillaahi SAW, sehingga kita mendapatkan Syafaat (Pertolongan),Tarbiyah (Didikan) untuk dapat meneladani dan melaksanakan isi kandungan dalam Alqur’an.

Sesuai dengan surat edaran dari DPP PSW JOMBANG Nomor 722/C/BBW-DPP PSW JOMBANG-61/III/2025 tentang Anjuran Mujahadah Memperingati Nuzulul Qur’an 17 Ramadhan 1446 H, 16-17 maret 2025, Pelaksaanya dimualai antara waktu Magrib sampai subuh, dengan aurod 7-17 tiga kali khataman.


Penulis : M. Fahruddin Azis, Ketua DPC PSW Jombang Kab. Demak
×
Berita Terbaru Update