Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kisah Ulama Besar yang Meninggal Dalam Keadaan Kafir Setelah 70 Tahun Beribadah

Rabu, 22 Juni 2016 | Juni 22, 2016 WIB | 0 Views Last Updated 2020-05-22T23:37:19Z
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta Alam”
(QS. al-Hasyr, ayat 16)

Ayat di atas memberikan gambaran bagaimana syaitan menampilkan banyak wajah dan melakukan berbagai upaya dan tipu daya untuk membuat manusia menentang Allah dan menjadi kafir hingga nyawa merenggut dari badan.
Ayat ini pun berkaitan dengan kisah seorang ulama besar, Barshishah. Ulama’ besar pada masa Bani Israil yang mati dalam keadaan kafir, karena godaan syaitan.  Syaitan sebenarnya bentuk dari perbuatan mahluk Allah bernama Jin Ifrit.
Jin yang digambarkan memiliki tingkat kecedasan dan kebadian hingga hari kiamat. Dia jin yang menjadi syaitan penggoda dan mengkafirkan.
Baiklah, mari kita mulai kisa bagaimana Barshishah mati dalam keadaan kafir akibat tipu daya Ifrit.

Seperti dilansir dari badruzzaman4.wordpress.com Barshishah adalah seorang ulama’ besar pada masa Bani Israil, hari-harinya ia habiskan di tempat peribadatan.
Do’anya cepat diijabah, sudah sekian banyak orang yang menderita penyakit kronis sembuh berkat do’a darinya.
Melihat ketaatan serta keistemewaan yang dimiliki ulama’ besar membuat Iblis gelisah dan geram. Ia pun mencari cara untuk menghancurkannya.
Iblis kemudian mengumpulkan setan-setan Laknatullah Alaihim, untuk mencari siapa yang sanggup menghancurkan musuh terbesarnya itu.
Iblis berkata:
“Siapa diantara kalian yang sanggup menghancurkan (fitnah) Barshishah. Dia adalah orang yang telah melemahkan misi kita untuk menghancurkan anak cucu Adam?
Tampillah Ifrit yang menjadi pemimpin para setan. Ia menjawab: Aku sanggup menghancurkan Barshishah dan apabila aku gagal, maka aku tidak akan menjadi pemimpin lagi”.
Iblis berkata: “Kalau begitu Barshishah adalah urusanmu”.
Ifrit kemudian  pergi ke istana seorang raja Bani Israil yang memiliki putri berparas cantik nan jelita.
Pada saat Ifrit datang ke
Tanpa pikir panjang keluarga istana menyetujui saran orang yang tidak dikenal itu, dan membawa tuan putri ketempat ulama’ besar yang disarankan olehnya. Setelah sampai di sana, ulama’ besar itu langsung berdo’a, dan seketika itu tuan putri sembuh total kemudian dibawa pulang ke istana.
Sesampai di istana penyakit tuan putri kembali lagi, seperti hari-hari sebelumnya. Kemudian Ifrit dan konconya setan mendatangi keluarga istana dan berkata:
Kalau tuan putri ingin sembuh dari penyakitnya, bawa dia pada ulama’ tadi, dan tinggalkan tuan putri sendiri di sana, agar ulama’ itu dapat mengontrol perkembangan dan perubahannya.
Keluarga besar istana pun menyetujui sarannya, dan membawa tuan putri ketempat ulama’ besar tadi untuk meninggalkan tuan putri di sana, tapi ulama’ itu tidak mau kalau tuan putri tinggal sendiri di tempatnya tanpa ada yang menemani.
Keluarga besar istana memaksa dan meninggalkan tuan putri begitu saja di tempat ulama’ besar yang terkenal sakti itu.
Setiap kali Barshishah memberi makan tuan putri, dia tidak pernah sedikit pun melihat wajahnya, kejadian ini berjalan sampai beberapa hari.
Pada suatu hari ketika Barshishah hendak memberi makan, dia melihat wajah tuan putri. Barshishah pun berdecak kagum melihat kecantikannya, karena sebelumnya dia tidak pernah melihat wajah secantik itu. Kemudian muncul keinginan syahwat.
Dia kemudian dia mendekati tuan putri kemudian menghamilinya.
Setan mendatangi Barshishah dan berkata: Kamu telah menghamili tuan putri, tidak ada yang dapat menyelamatkanmu dari hukuman raja, kecuali mengubur tuan putri di tempatmu. Dan apabila keluarganya datang bertanya, bilang saja tuan putri tidak bisa diselamatkan, akhirnya dia meninggal dunia, mereka pasti mempercayaimu.
Barshishah yang kehilangan akal sehatnya kemudian meyembelih tuan putri dan menguburya, kemudian keluarga istana datang untuk menanyai kabar tuan putri, Barshishah menjawab seperti yang disarankan setan, dan akhirnya keluarga istana pun mempercayainya.
Pendapat Lain:
Menurut pendapat yang lain, ketika Barshishah ditanya oleh keluarga istana, dia menjawab: Tuan putri sudah sembuh dari penyakitnya, dan dia langsung kembali ke istana.
Keluarga istanapun mempercayainya dan kembali ke istana untuk mencari tuan putri, sesampainya di istana mereka tidak menemukan tuan putri. Kemudian setan datang dan berkata: Sebenarnnya ulama’ besar itu telah menghamili tuan putri, karena dia takut ketahuan, maka dia menyembelih dan mengubur tuan putri di tempatnya. Raja beserta rombongan istana mendatangi tempat ulama’ besar itu, dan menggali kuburan tuan putri, ketika jasadnya diambil, dilehernya terdapat bekas sembelihan.
Melihat kejadian ini, raja pun murka dan menyeret ulama’ besar itu ke istana kemudian menyalibnya. Pada saat situasi seperti itu, setan datang dan berkata: Aku bisa melepaskanmu dari hukuman ini, jika kamu besedia sujud kepadaku, aku akan mengatakan kepada Raja, sebenarnya yang membunuh tuan putri bukan kamu, tapi orang lain. Barshishah menjawab: Bagaimana aku bisa sujud dalam keadaan seperti ini?
Setan menjawab: Cukup isyarah dengan kepalamu, yang penting kamu niat sujud kepadaku. Ketika Barshishah bersujud, setan berkata: Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu. Allah s.w.t. berfirman:
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta Alam”. (al-Hasyr: 16)
Jadi berhati-hatilah, siapapun kita, apapun kedudukan dan pangkat, maka harus benar-benar bisa menjaga diri dan ingat kepada Allah. Karena seorang ulama besar seperti Barshishah pun bisa sesat. Ini menjadi contoh dan peringkat untuk kita semua. Semoga kia hamba yang lemah ini dalam lindungan Allah SWT. Amiiiin

×
Berita Terbaru Update